Perilaku permintaan konsumen
terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak
berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori
Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang
diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan
tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Pengertian
dan asumsi-asumsi utama dalam teori Perilaku Konsumen:
1) Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk
memperoleh manfaat atau kegunaan. Barang yang dikonsumsimempunyai sifat makin
banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh. Contohnya sepatu, makin banyak
dimiliki makin memberi banyak manfaat, yaitu melindungi kaki dari berbagai
bahaya.
Menurut cara memperolehnya, barang dapat dikelompokan
menjadi:
- Barang bebas, yakni barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan. Misal, cahaya matahari dan udara.
- Barang ekonomi, yakni barang yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Misal, makanan dan minuman yang mana diperlukan uang untuk membelinya.
- Barang illith, yakni barang yang jika terlalu banyak keberadaannya justru merugikan. Misal, air dalam peristiwa banjir.
Menurut
proses pembuatannya, barang dikelompokan menjadi:
- Barang mentah, yakni barang yang belum mengalami proses produksi. Misal, kapas, kayu, rotan, padi, tembakau, kulit.
- Barang setengah jadi, yakni barang yang sudah melalui proses produksi akan tetapi belum siap pakai. Misal, benang yang dibuat dari kapas untuk dibuat menjadi kain.
- Barang jadi, yakni barang yang sudah melalui proses produksi dan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan. Misal, sepatu, pakaian, roti dan sebagainya.
Menurut
kegunaannya, barang dikelompokkan menjadi:
- Barang produksi, yakni barang yang digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Misal, kain yang akan digunakan untuk dijahit menjadi pakaian.
- Barang konsumsi, yakni barang yang dapat langsung digunakan dan dikonsumsioleh seseorang. Misal, Pakaian yang bisa langsung digunakan.
Menurut
hubungannya, barang dibagi menjadi:
- Barang Substitusi, yakni barang yang dapat mengganti fungsi barang yang lain. Contohnya: lampu neon yang dapat menggantikan fungsi dari lampu pijar sebagai penerangan.
- Barang komplementer, yakni barang yang dapat melengkapi fungsi dari barang lainnya. Contohnya: Bensin yang dapat melengkapi mobil sebagai alat transportasi, tanpa bensin mobil tidak bisa dijalankan.
2) Utilitas (Utility)
Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi
barang. Utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan
alternatif penggunaannya dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
konsumen. Utilitas
digunakan oleh ekonomi dalam konstruksi sebagai kurva indeferen, yang berperan sebagai kombinasi dari komoditas
yang dibutuhkan oleh individu atau masyarakat untuk mempertahankan tingkat kepuasan. Utilitas individu dan utilitas
masyarakat bisa dibuat sebagai variabel tetap dari fungsi utilitas (contohnya
seperti peta kurva indiferen) dan fungsi kesejahteraan sosial. Ketika
dipasangkan dengan komoditas atau produksi, fungsi ini bisa mewakilkan efisiensi Pareto, yang
digambarkan oleh kotak Edgeworth dan kurva kontrak.
Efisiensi ini merupakan konsep utama ekonomi kesejahteraan.
3) Hukum
Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal
Utility)
Pada awalnya
penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utilitas yang besar,
tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negatif.
Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The
Law of Diminishing Marginal Utility). Menurut Hukum Gossen I:
nilai guna suatu barang jika dikonsumsikan terus-menerus mulua-mula meningkat
dan secara perlahan-lahan akan menurun dan akhirnya akan terjadi kejenuhan
(kepuasan vertikal = dengan1 jenis barang).
Hukum Gossen II: konsumen akan memuaskna kebutuhannya dalam intensitas yang sama. (kepuasan horizontal = dengan berbagai jenis barang).
Hukum Gossen II: konsumen akan memuaskna kebutuhannya dalam intensitas yang sama. (kepuasan horizontal = dengan berbagai jenis barang).
4)
Konsistensi Preferensi (Transitivity)
Konsep
preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar
dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan
preferensi konsumen, yaitu lebih suka dan atau sama-sama disukai. Misalnya ada
dua barang, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau
X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit
dianalisis.
5) Pengetahuan
Sempurna ( Perfect Knowledge )
Konsumen diasumsikan memiliki informasi
atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Barang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar