Semua itu dapat diukur secara kuantitatif
menggunakan konsep mol. Pada bagan berikut akan dijelaskan Stoikiometri dalam
berbagai pengukuran kuantitatif perubahan materi, seperti dalam reaksi kimmia, Stoikiometri
larutan dan Stoikiometri gas.
1. Stoikiometri
reaksi
Sudah
diketahui bahwa jumlah persamaan kimia menyatakan jumlah atom atau molekul yang
terlibat dalam reaksi. Banyaknya atom yang terlibat dapat diungkapkan dalam
persamaan kimia, yakni ditunjukan pada koefisien.
Contoh : 2H2 +
O2 H2O
Persamaan
kimia ini mengandung makna :
2 molekul H2 +
1 molekul O2 2
molekul H2O
Atau
2 n molekul H2 +
n molekul O2 2 n
molekul H2O
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien
reaksi pada persamaan kimia menunjukkan oerbandinganjumlah mol zat-zat yang
bereaksi dan zat hasil reaksi.
Pereksi pembatas dan reaksi berlebihan
Pereaksi pembatas adalah zat pereaksi yang habis
bereaksi, dan karenanya menjadi pembatas bagi dikatakan berlebih, karen tidak
habis bereaksi atau bersisa.
2. Stoikiometri
Larutan
Beberapa ungkapan untuk menyatakan
konsentrasi suatu larutan telah dibahas dalam Bab 1 seperti % massa dan %
volume berdasarkan massa zat, sedangkan untuk menyatakan konsentrasi atau
kepekaan suatu larutan pada umumnya menggunakan konsep mol.
a. Molaritas
(M)
Molaritas
adalah satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut perliter larutan, dilambangkan dengan huruf
M. Secra sistematis dapat diungkapkan dengan persamaan :
Konsentrasi
molar (M) =
b. Pengenceran
larutan
Untuk
tujuan ini perlu mengetahui hubungan molaritas larutan sebelum dan sesudah
pengenceran. Untuk memperoleh hubungan tersebut pertama menulis ulang molaritas
:
Konsentrasi
molar (M) =
Rumus tersebut dapat disusun ulang
menjadi :
Mol zat terlarut = moaritas x liter
larutan
Rumus pengenceran M1 x V1 = M2 x
V2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar